Makanan favorit nomor satu di Indonesia ini memang memiliki banya keunikan. Tak hanya di dalam negeri, kelezatan kuliner ini juga masyhur ke luar negeri. Bahkan baru-baru ini seorang pelancong asing bernama Kvitland , asal Norwegia mencipatakan lagu menceritakan kecintaannya terhadap Nasi Padang.
Berbicara tentang keunikan nasi padang, ada banyak hal unik yang diingat oleh orang-orang. Mulai dari atraksi pelayannya yang beratraksi dengan menyusun belasan piring bahkan lebih di tangannya, menunya yang unik seperti otak dan ayam pop, cara makannya harus dengan tangan, kenapa sambalnya kebanyakan adalah sambal cabe ijo, hingga kenapa kalau makan di tempat kenapa terasa nasinya sedikit sekali.
Tips Makan Hemat
Banyak orang yang mengeluhkan porsi nasi padang yang kecil. Bahkan ada seloroh yang cukup populer, kalau 1 porsi terasa kurang sedangkan kalau nambah 1 lagi justru kekenyangan. Hal ini tentunya bukan kondisi terbaik, terutama jika anda ingin berhemat.
Jika anda ingin makan hemat namun tetap enak dan kenyang, belilah nasi padang tapi dibungkus dan dibawa pulang. Kenapa? karena nasi padang yang dibungkus porsinya lebih besar ketimbang makan di tempat.
Makan ditempat VS dibungkus
Bagi anda penikmat kuliner dengan menu favorit Rendang ataupun Dendeng ini kadang dibuat bertanya-tanya. Alasannya, porsi saat dibungkus dan dibawa pulang biasanya lebih besar dibandingkan dengan porsi saat anda makn di tempat.
Bila anda makan di rumah makan padang, biasanya dihidangkan sepiring kecil nasi. Tentunya porsi tersebut nanggung , sehingga harus minta nasi tambah. Sampai muncul anekdot mengenai hal ini, bila dimakan satu rasanya tanggung, sedangkan bila dimakan dua porsi terasa kekenyangan.
Sedangkan bila anda membeli dan dibungkus, biasanya nasi tambah langsung ditambahkan. Sehingga porsinya lebih besar, sedangkan harganya tetap sama. Kondisi seperti ini sudah menjadi rahasia umum, apalagi untuk pelajar dan mahasiswa perantau minang. Biasanya bahkan diminta kuahnya dilebihkan.
Ada cerita pahit yang menjadikan alasan kenapa nasi padang saat dibungkus porsinya lebih besar dibandingkan makan di tempat. Zaman dahulu, hanya bangsawan belanda yang bisa makan di restoran padang. Nasi Padang dianggap sebagai makanan mewah dan harganya mahal. Dari situlah, kemudian pemilik nasi padang biasanya memberikan porsi lebih untuk pribumi, sehingga saat dibungkus, satu porsinya bisa dimakan beramai-ramai.
Kebiasaan ini dilakukan diam-diam oleh semua penjual nasi padang, untuk membantu pribumi untuk tetap bisa makan enak. Belanda diberikan porsi kecil dan harus membayar mahal, tujuannya untuk mensubsidi pembelian oleh penduduk pribumi.
Unik ya, bahkan kebiasaan ini masih berlanjut sampai sekarang. Bahkan ‘dimanfaatkan ‘ oleh para oknum, terutama anak kosan dengan uang kiriman pas-pasan. Kebanyakan dari mereka membeli dengan dibungkus. Agar bisa mendapat porsi lebih.
Bagaimana? Masih bilang orang padang pelit? 😀